"Tantangan Pekan 4 Tentang Opini Pada Cerpen "

" Tantangan Pekan 4 Tentang Opini Kita pada Cerpen"

By Ocha 

Alhamdulillah memasuki pekan yang ke empat ini ODOP ( One Day One Post) selalu memberikan banyak ilmu. Tantangan pekan ini adalah memberikan opini tentang cerpen yang berjudul " Dari Gunuang Omeh, ke jalan Lain di Moskow,Menuju Hukuman mati di Kediri", Karya Heru Sang Amurwabumi. Dimana cerpen ini sangat menarik sekali. Penulis menggambarkan kejadian itu secara runtut bahkan terkesan nyata. https://www.ngodop.com/2021/08/dari-gunuang-omeh-ke-jalan-lain-di.html?m=1Seolah kita yang membaca cerpen itu ikut larut dalam cerita dan menjadi bagian pemerannya. Sangat tragis dan miris gambaran penulis tentang arti sebuah kesetiaan dan perjuangan seorang pahlawan pada masa itu. Dimana perjuangan pahlawan kala itu yang tidak mendapatkan kebebasan namun berakhir pada mautnya. Singkat kata pada masa itu orang yang memperjuangkan kecintaannya pada republik malah mendapatkan kecaman sebagai seorang penghianat. Ia yang mati tanpa mendapat peradilan dari negara hanya karena karyanya yang berjudul "Tanah Orang Miskin" yang membuat pemerintah kolonial murka terhadapnya. 

Begitulah hidup kadang orang hanya melihat bagian sisi terluarnya saja tanpa tahu sebenarnya apa yang dilakukan bahkan diperjuangkan orang tersebut. Nyarisnya segala sesuatu yang diperjuangkan tak membuahkan hasil namun ada orang - orang yang licik berpikir bahwa segala tindakannya akan membahayakan nasib mereka yang diam - diam menjadi penghianat. Tak jarang pula orang mencari kesejahteraan dirinya sendiri hanya bermodalkan sesuatu yang penting kadang berupa informasi tentang pergerakan atau lainnya. 

Cerpen ini begitu dalam maknanya hingga pembaca ikut terhanyut dalam suasana yang disajikan. di setiap bagian dalam cerita nya di masing - masing plot seakan kita terseret dan ikut memerankan peran tokoh yang tertembak mati. Menikmati cerpen ini walaupun hanya sepenggal saja cukup membuat kita ikut mengetahui bagaimana gambaran kehidupan seorang pejuang yang bersebrangan dengan idealis nya seorang komunis. Dan kita sangat bersyukur bisa menikmati era kebebasan dimana kita bebas melakukan segala hal, bebas menuntut ilmu, bebas berpendapat, bebas melakukan segala sesuatu yang membuat kita bahagia tanpa disertai rasa takut. Terima kasih kak Heru Sang Amurwabumi yang mengajarkan kami pentingnya bersyukur dan memperjuangkan sesuatu yang benar.

Terima kasih ODOP ( One Day One Post ) yang memberikan banyak ilmu yang bermanfaat dan menjadikan kami lebih memahami bagaimana cara menulis dengan benar dan bagaimana penggunaan diksi yang tepat. 

Comments

  1. Emang keren banget cerpennya. Meski diangkat dari sejarah, tapi diramu apik dan menarik.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul sekali bunda kita yang pemula membacanya juga bisa langsung meresapi. Pakcagingnya bagus sekali.

      Delete
  2. Ulasannya detail sekali. Terima kasih sudah beropini tentang cerpenku.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tulisan kakak juga bagus jadi kitanya yang pemula juga menikmati gaya bahasa dan style ke khasan penulis itu begitu terasa emosionalnya. pesan dan amanat yang disampaikan pun juga dalam maknanya.

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

" Cinta tanpa Syarat"

"Pegagan Sejuta Manfaat"

" Mawar Banyak Manfaat "