" Kisah Baru Klinting dan Telaga Ngebel" CERBUNG ODOP9

 " Kisah Baru Klinting dan Telaga Ngebel" CERBUNG ODOP9

By.Ocha _ ODOP9 Cerbung Ch-5

Ch-5

Telaga Ngebel kini mempunyai suatu budaya tradisional yaitu Ritual Larung Risalah Do’a. Maksud dan tujuan diadakanya Larung Risalah Do’a adalah, sebagai wujud syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkah dan kenikmatan yang telah dinikmati masyarakat Ngebel, dan juga supaya masyarakat Ngebel diberikan keselamatan, dijauhkan dari mara bahaya. Selain itu juga untuk menghaturkan sedekah kepada penunggu telaga Ngebel. 

Hingga kini menurut kepercayaan masyarakat sekitar yang menunggui telaga Ngebel adalah seekor Naga besar yang bernama Baru Klinthing. Selain itu juga untuk membagi rejeki yang telah didapatkan masyarakat Ngebel, melalui Buceng Ageng untuk dinikmati oleh para penghuni telaga, seperti ikan dan lain sebagainya. Larung Risalah Do’a itu adalah dengan cara melarung buceng Ageng yang berisi beras merah dan lain sebaginya ke dalam telaga Ngebel. Disamping tumpeng yang dilarung juga ada Risalah Do’a yang ikut dilarung.

Acara Grebeg Suro adalah Larung Risalah Do’a di Telaga Ngebel. Larung Risalah Do’a adalah acara rutin yang diadakan setiap tanggal 1 Suro. Menurut cerita masyarakat sekitar dan juga para sesepuh daerah sekitar Telaga Ngebel dulunya upacara Larung Risalah Do’a tidak dilakukan secara bersama – sama seperti sekarang ini, tapi dulu hanya diadakan secara individu oleh masyarakat yang menyakininya, dan masyarakat sekitar menyebutnya Larung Sesaji.

Dan mulai tahun 1992 larung Sesaji dilaksanakan secara bersama – sama, supaya lebih mengena dan mampu menarik wisatawan untuk berkunjung ke Telaga Ngebel. Konon katanya, setiap bulan Suro di tengah Telaga Ngebel samar-samar nampak seorang nenek tua naik lesung (sampan kecil). Dengan sisa tenaganya si nenek itu mendayung lesungnya menuju ke tepi telaga. 

Mitos itulah yang membuat Telaga Ngebel dipercayai angker. Apalagi, ada kepercayaan bahwa telaga yang terletak di Kecamatan Ngebel, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, itu dijaga oleh seekor naga raksasa bermahkota dan mempunyai Klinthing. Keangkeran itu semakin kuat, tatkala wisatawan, pramuka, dan pecinta alam banyak tewas tenggelam di telaga itu. Mereka dianggap sebagai tumbal penjaga telaga. Dan di Telaga Ngebel juga di percaya ada sepasang ikan yang berkepala manusia, dan ada yang menyebut itu adalah pasangan suami istri yang ikut terbenam di dalamnya atau di Telaga Ngebel.

Telaga Ngebel yang memiliki pesona luar biasa itu tak selalu mengisahkan kebahagiaan namun banyak kepiluan. Saat dirasakan oleh para sesepuh yang selalu dikaitkan dengan tumbal telaga kalau bukan penduduk sekitar yang terenggut nyawanya terkadang orang yang jauh tiba - tiba berada disana namun yang diketemui hanya mayatnya yang mengambang di kawasan Telaga. Telaga ini seakan memberikan magnet tersendiri untuk menarik para korbannya. 

Telaga ini mengisahkan kepiluan yang mendalam bahkan seakan Ular Naga itu memang ingin menjaga kawasan ini agar selalu jauh dari kemungkaran dan selalu membawa kebaikan dan kedamaian. Namun terkadang orang yang berkunjung ke sana masih disertai rasa penasaran dan ingin membuktikan sendiri apa yang sebenarnya terjadi di sana. Kadang ada pula orang yang merasa ada sebuah pondok ditengah telaga jadi ia berjalan menuju telaga dan melihat seakan ada rumah disana untuk dapat dituju. Namun ketika ia berada disana sudah tersapu oleh ombak yang ada dibawah arus Telaga. 

Telaga itu terlihat sangat tenang namun ombaknya begitu besarnya arus aliran airnya. Mungkin yang penduduk sekitar hanya melihat saja. Namun banyak sekali wisatawan yang datang kesana kerap penasaran dan ingin mengelilingi kawasan telaga. Namun bila lebih dekat lagi Telaga Ngebel sebenarnya merupakan nama Telaga yang berarti Bau Busuk. Tak heran ketika ada pengunjung yang merasa seperti ada bau bah yang tidak begitu sedap. 

 

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

" Kisah Baru Klinting dan Telaga Ngebel" CERBUNG ODOP9

"CINTA KU DI UJUNG PENANTIAN"

" Cinta tanpa Syarat"